Selasa, 11 Oktober 2016
Teknologi Informasi dan Komunikasi Penting untuk Proses Pembelajaran Masa Kini
Jakarta, Kemendikbud --- Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi dan komunikasi telah mentransformasi cara pembelajaran abad 21. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) mengatakan, saat ini sumber kekuatan utama adalah pengetahuan atau informasi dan teknologi menjadi salah satu cara untuk menjangkau semua pihak dalam memberikan informasi, termasuk dalam dunia pendidikan dan proses pembelajaran siswa.
Latihan Dasar Kepemimpinan OSIS SMA N 1 Kesesi
OSIS SMA Negeri 1 Kesesi mengadakan kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) yg diselenggarakan selama 2 hari yaitu tanggal 22 s.d. 23 September 2012. Dengan tema "LDK melahirkan generasi muda yang cerdas, tangguh dan berbudi pekerti luhur. Kegiatan ini resmi dibuka oleh Kepala SMA 1 Kesesi Ibu Dra. Heti Puryanti pada upacara pembukaan Latihan Dasar Kepemimpinan pada hari Sabtu tanggal 22 September 2012 Jam 07.00 WIB.
Materi yg diberikan diantaranya adalah:
1. Keorganisasian
2. Keagamaan
3. Management Keuangan
4. Management Komunikasi
5. Problem Solving
6. Tata Upacara Sekolah
7. Kepemimpinan
8. Mental Ideologi
2. Keagamaan
3. Management Keuangan
4. Management Komunikasi
5. Problem Solving
6. Tata Upacara Sekolah
7. Kepemimpinan
8. Mental Ideologi
Selain pemberian materi di dalam ruangan, juga diadakan out bound untuk melatih kekompakan dan menyegarkan suasana.
Puncak Acara peringatan HUT SMA 1 Kesesi
Kesesi - Rangkaian acara peringatan HUT Ke-18 SMA Negeri 1 Kesesi diawali dengan Upacara peringatan tanggal 5 Oktober 2012. Kemudian dilanjutkan tanggal 18 Oktober dengan perlombaan yang diikuti oleh siswa siswi mulai dari lomba Putra Putri SMANSI, lomba pidato bahasa Arab, lomba memasak dll, serta lomba yang diikuti oleh Guru dan Staf Administrasi berupa lomba Bulu tangkis dan tenis meja tenis lapangan lalu pada tanggal 19 Oktober diadakan Jalan sehat oleh semua warga SMA 1 Kesesi dan Senam Aerobic.
Rangkaian acara HUT SMA 1 Kesesi ditutup tanggal 20 Oktober 2012 dengan acara puncak yaitu pentas seni dengan menampilkan bakat dan kreasi Siswa-siswi SMA Negeri 1 Kesesi mulai dari Band, teater dan lain-lain.
Lomba Futsal Akhir Semester Ganjil
Kesesi, Sebagai ajang untuk mencari prestasi siswa SMA 1 Kesesi diadakan Lomba Futsal antar kelas, juga untuk refreshing siswa setelah menempuh Ujian Akhir semester Ganjil 2012/2013.
Pendidikan Berkarakter
PENDIDIKAN Karakter adalah upaya dalam rangka membangun karakter (character building) peserta didik untuk menjadi lebih baik. Sebab, karakter dan kepribadian peserta didik sangat mudah untuk dibentuk. Secara etimologis karakter dapat dimaknai sesuatu yang bersifat pembawaan yang mempengaruhi tingkah laku, budi pekerti, tabiat, ataupun perangai.
Sedangkan secara terminologis, karakter dapat dimaknai dengan sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang menjadi ciri seseorang atau suatu kelompok. Hal ini bertujuan untuk menciptakan karakter peserta didik yang paripurna, sampai mendekati titik terwujudnya insan kamil. Namun, bisa diperjelas pada upaya untuk mewujudkan kecerdasan spiritual, emosional, intelektual, dan estetika.
Bakaitan dengan itu, dalam alam empiris dapat dilihat bahwa karakter anak bangsa ini semakin menunjukkan gejala yang sangat miris dan merisaukan kita semua. Kehidupan mereka yang kontradiktif, tidak hanya di luar lingkungan pendidikan, tetapi juga justru dilakukan oleh anak-anak didik dalam masa pendidikan. Sungguh miris melihat realitas dan kenyataan yang seperti ini.
Padahal menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dinyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Maraknya anarkisme
Kepekaan hati nurani sebagian besar anak bangsa ini sangat terabaikan. Hal itu dapat dilihat perilaku negatif yang sangat jauh dari hati nurani. Maraknya tindakan anarkisme, tawuran serta perlakuan yang melawan hukum juga telah ditunjukkan anak bangsa ini secara kolektif. Lebih parah lagi, hal itu juga ditunjukkan oleh tokoh publik, tokoh politik, juga oleh penyelenggara pemerintahan.
Dapat dilihat dengan nyata bahwa banyaknya perbuatan yang semuanya berindikasi pada tindakan melawan hukum, dilakukan oleh orang-orang yang katanya terhormat dengan menduduki posisi penting di negeri ini. Semuanya sangat memiriskan untuk dideskripsikan. Tragisnya, hal itu bisa menjadi pembelajaran bagi seluruh anak bangsa ini.
Perilaku negatif tersebut dipublikasi secara media massa elektornik maupun media cetak. Sehingga terlihatlah dengan jelas bahwa perilaku itu sangat jauh dari karakter bangsa Indonesia yang terkenal dengan etika yang Pacasilais. Dalam rincian implementasi pembelajaran di madrasah/sekolah, pendidikan karakter bukanlah sesuatu mata pelajaran ataupun materi khusus yang disajikan secara khusus yang berdiri sendiri (self sufficiency).
Pendidikan Karakter ini dilaksanakan merupakan wujud integratif-interkonektif yang mencakup aspek multidisiplin dan multidimensi, sehingga diperlukan pendekatan yang komprehensif, utuh, interkonektif antarberbagai disiplin ilmu, tidak sektoral-parsial, misalnya dalam pembejaran matematika, yang diajarkan adalah bagaimana menjumlah angka dengan baik dan tidak mengurangi penjumlahan dalam realitas jual-beli maupun aktivitas lain di luar mata pelajaran matematika.
Implikasi akhir
Jadi inilah sebenarnya yang diharapkan implikasi akhir dari Pendidikan Karakter. Demikian juga dengan mata pelajaran yang lainnya. Sehingga yang terpenting adalah bagaimana mengamalkan seluruh pengetahuan yang telah dimiliki. Sebab, pengetahuan yang dimiliki tentang kebaikan, hukum, norma, benar, salah, ataupun tentang hal lainnya harus diterapkan. Sesungguhnya, hal inilah yang menjadi inti dalam Pendidikan Karakter. Sangat diharapkan peserta didik untuk bisa mengamalkan seluruh kompetensi pikiran yang dimilikinya. Sehingga tidak akan menyinpang apa telah mereka pelajari dalam pendidikan.
Dengan begitu, melalui pendidikan karakter semua berkomitmen untuk menumbuh kembangkan peserta didik menjadi pribadi yang utuh untuk menginternalisasi nilai-nilai kebajikan dan terbiasa mewujudkan kebajikan itu dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan Karakter merupakan proses pembelajaran yang dengan menitikberatkan pada implementasi pengetahuan.
Selama ini pendidikan yang dilaksanakan kepada peserta didik adalah sebatas bagaimana menciptakan anak-anak mempunyai pengetahuan yang banyak, tanpa harus menerapkan pengetahuannya tersebut. Tetapi perlu diingat bahwa untuk bisa mengaplikasikan itu diperlukan pengetahuan dan hafalan atas konstruksi ilmu tersebut. Sehingga pengetahuan yang dimiliki tidak sebatas pada sifat normatif saja tetapi harus di implementasikan dalam kehidupan sehari-harinya.
Kalau kita melihat, pendidikan karakter adalah untuk menghilangkan orang yang mengalami split of personality, sehingga menjadi pribadi yang baik. Hal inilah yang akan menjadi pilar kebangkitan bangsa. Semua itu mulai dari dunia pendidikan. Dan untuk itu tidak cukup berharap kepada para guru yang hanya berdiri di depan kelas mulai pukul 08.00-14.00 WIB. Lebih dari itu, seluruh stakeholders pendidikan harus merasa terpanggil untuk itu. Juga tokoh publik, orang tua, masyaraakat, tokoh politik, maupun seluruh elemen lainnya.
Harus berperan
Sebagai umat beragama tentunya, tidak ada yang mau dilabelisasi dengan orang munafik, yang lain ucapan dan lain pula perbuatannya. Untuk kelompok orang tersebut akan diancam oleh Allah SWT: “Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. 61: 2-3).
Sebagai bagian dari entitas pemerintahan yang juga menangani dunia pendidikan Islam harus berperan serta dalam memajukan pendidikan nasional sekaligus meningkatkan kecerdasan anak-anak bangsa ini dengan melibatkan semua stockholder Kementerian Agama dalam mewujudkan pendidikan yang berkarakter bagi anak didiknya. Dari sekian harapan yang paling penting yakni berupa penyiapkan sumber daya manusia yang berkarakter dan berkualitas sebagai syarat mutlak, serta pendidikan karakter sebagai salah satu kuncinya.
Dari itu Ada tiga kelompok pendidikan karakter, yaitu: Pertama, pendidikan karakter yang menumbuhkan kesadaran sebagai makhluk dan hamba Tuhan Yang Maha Esa; Kedua, pendidikan karakter yang terkait dengan keilmuan, dan; Ketiga, adalah pendidikan karakter yang menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap bangsa sendidri. Karena pendidikan merupakan bagian tidak terpisahkan dari perjalanan bangsa. Sasaran pembangunan nasional pun telah memberikan perhatian yang besar kepada sektor pendidikan, yakni dengan dialokasikannya anggaran negara sebesar 20% dari proporsi keseluruhan APBN yang kita rasakan hari ini. Semoga!
Sholat Idul Adha
Kesesi - Sholat Idul Adha 1433 H dilaksanakan di lapangan olahraga SMA N 1 Kesesi diikuti oleh Guru, Staf dan Siswa-Siswa sebagai sarana Ukhuwah Islamiah keluarga besar SMA Negeri 1 Kesesi.
PERSTASI DALAM OLAHRAGA SMAN 1 KESESI
Dibidang olahraga ada Ulin Nuha (Kelas XI), yang sukses mewakili sekolahnya dan Kabupaten Pekalongan, dalam kejuaraan nasional (Kejurnas) atletik nomor tolak peluru. Kemudian bidang kesenian, Munjariyah (kelas XII) dan Ihza Nubaila Putri (kelas XI), masing-masing dari mereka sukses menjadi juara 1 dalam lomba baca puisi, dan cipta puisi diajang FLS2N tingkat kabupaten.
Berkat hasil tersebut, kedua pelajar binaan Nurul Azizah selaku guru Bahasa Indonesia SMAN 1 Kesesi, turut membawa nama baik sekolah sekaligus kota santri di tingkat Provinsi Jawa Tengah.
Disisi lain disebutkan, sejumlah kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah tersebut diantaranya, pramuka, pencak silat “setia hati”, sepak bola, atletik, Palang Merah Remaja (PMR), Patroli Keamanan Sekolah (PKS), paduan suara, seni tari, seni musik, Karya Ilmiah Remaja (KIR), english club, basket, dan pecinta alam. (ap3)
Berkat hasil tersebut, kedua pelajar binaan Nurul Azizah selaku guru Bahasa Indonesia SMAN 1 Kesesi, turut membawa nama baik sekolah sekaligus kota santri di tingkat Provinsi Jawa Tengah.
Disisi lain disebutkan, sejumlah kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah tersebut diantaranya, pramuka, pencak silat “setia hati”, sepak bola, atletik, Palang Merah Remaja (PMR), Patroli Keamanan Sekolah (PKS), paduan suara, seni tari, seni musik, Karya Ilmiah Remaja (KIR), english club, basket, dan pecinta alam. (ap3)
Langganan:
Postingan (Atom)